Tampilkan postingan dengan label sundul magetan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label sundul magetan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 26 Januari 2012

Mojo Lambe


Kisah ini dimulai setelah perang besar di Kerajaan Mataram.
Setelah perang besar di kerajaan mataram, salah satu senopati perang meninggalkan Mataram dan pergi ke timur Gunung lawu untuk mencari pemukiman baru. Dia memasuki daerah yang berada di wilayah Kabupaten Sumoroto. 
Dalam pelariannya senopati perang tersebut mencari kerabatnya yang berada di sekitar Gunung Bancak. Di tengah perjalanan, senopati tersebut menghampiri seorang pencari rumput untuk menanyakan keberadaan kerabatnya tersebut.
Dengan baik baik dia menanyakan keberadaan kerabatnya yang dia cari. Mungkin karena penampilannya yang seadanya karena dalam pelarian perang, pencari rumput tersebut menjawab dengan seenaknya seakan acuh takacuh tidak mempedulikan senopati perang tersebut. 
Karena merasa disepelekan dan tidak dipedulikan dan dalam situasi yang masih kalut karena peperangan,  maka kemarahanpun tidak bisa dikendalikan lagi. Di hajarnya si pencari rumput tersebut. Karena si pencari rumput terus mengoceh dengan kata kata sembarangan, maka dipotonglah bibir ( lambe ) si pencari rumput tersebut dan potongan bibirnya di tancapkan di sebuah duru dari pohon mojo.
Seperti cerita ketoprak  Sang Senopati pun berkata : Mbesuk nek wis rejane jaman, daerah iki tak jenengake Mojo Lambe ( Besuk lakau jaman sudah maju, tempat ini aku beri nama Mojo Lambe ).
Karena kisah tersebut, sampai sekarang daerah itu disebut Mojo Lambe.

Catatan : Daerah Mojo Lambe berada di perbatasan antara Desa Krajan dan Jokerto  yang berada di Kecamatan Parang Kabupaten Magetan. Kalau anda dalam perjalanan Parang - Magetan, di perbatasan Desa Krajan dan Joketro ada sebuah puntukan kecil dan ada tugu perbatasan, itulah daerah yang disebut Mojo Lambe.
Cerita Orang Tua dahulu. Beliau ( Senopati Perang tersebut ) merupakan cikal bakal dari keberadaan pemerintahan Desa Sundul. Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan yang waktu itu masih dalam wilayah Kabupaten Sumoroto ( Sekarang Ponorogo ). Baca cerita tentang Babat Desa Sundul.

Inilah sekelumit kisah dari orang tua dahulu. Semoga bisa menambah wawasan kita semua. Bila kurang enaknya cerita ini aku sebagai penulis cerita ini mohon maaf yang sebesar besarnya. Karena aku sendiri tidak pandai menulis cerita.

Salam Blogger dari Magetan

Kamis, 19 Januari 2012

Asal Usul Pasar Sundul

Sekitar tahun 1970 ada seseorang yang berdagang keliling dari Desa Joketro yang bernama Mbah Kabul. Setiap hari beliau lewat Melewati Desa Sundul, dan sering berhenti di Perempatan Desa Sundul I . Karena setiap hari orang yang belanja di perempatan Sundul I  semakin banyak , maka beliau memutuskan untuk berdagang menetap di Perempatan Desa Sundul. Lama kelamaan orang yang berbelanja semakin banyak dan Mbah Kabul tidak bisa sendirian memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar sundul. Maka Mbah Sundul mengajak anak menantunya untuk merjualan di Desa Sundul. Semakin berkembangnya masyarakat desa sundul dan sekitarnya semakin berkembang pula perdagangan yang ada. Maka semakin banyak pula orang yang berdagang di perempatan Desa Sundul tersebut. Jadilah sebuah pasar yang di namakan Pasar Sundul yang lebih dikenal orang dengan nama Pasar Krempyeng, karena pasar Sundul buka cuma pada pagi hari.
Inilah sejarah asal usul Pasar Sundul ( Pasar Krempyeng ). Walaupun hanya buka pada pagi hari, Pasar Sundul mampu membuat perekonomian masyarakat Desa Sundul lebih meningkat lagi. Para pembelipun tidak terbatas dari masyarakat sundul saja. Tetapi banyak juga pembeli yang datang dari desa lain seperti Desa Krajan, Desa Banjar Panjang yang masuk Kecamatan Kawedanan dan Desa Krowe yang masuk wilayah Kecamatan Lembeyan..
Pasar Sundul sendiri pernah tiga kali berpindah tenpat.
Pertama : di Perempatan Sundul 
Tempat asal mula mbah Kabul berjualan
Kedua : Di belakang masjid Baiturrahman Desa Sundul.
Karena semakin banyak orang yang berdagang kama dicarikanlah tempat yang lebih luas yaitu di belakang Masjid Baiturrahman.
Ketiga : Di tanah Bengkok selatan Perempatan Sundul I
Kakena ada program pemerintah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat maka dimangunkannya Pasar yang permanen dan semi permanen untuk lebih meningkatkan perekonomian dan menambah pemasukan kas Desa.

Kamis, 29 Desember 2011

Sarangan Lake



Kyai  Pasir and Nyai Pasir are the couple who live in mountain forests Lawu. They take shelter in a house (cottage) in a mountainside forest Lawu east. The hut was made of wood and roofed forest foliage. With this very simple huts they have felt very safe and not fear the dangers that befall him, like a wild animal disturbances and so forth. Moreover they have long lived in the forest so that the understanding of the situation surrounding environment and must be able to overcome any interference that might befall him. On one day go into the woods Kyai Pasir something with the intention of planting on his farm, for a living to everyday life. Because the fields to be planted more trees large phon, Kyai Pasir first cut down some large trees one by one. Kyai Pasir suddenly surprised to find a chicken egg is located at the bottom of a tree that was about to cut away. Eggs were subjected to watch it for a moment as he pondered, what the hell was found eggs that. Whereas in the vicinity do not seem the usual animal laying poultry. Not thinking anymore, Kyai Pasir get home combines all the eggs and given to his wife. Kyai  Pasir and Nyai Pasir tells the beginning of the first to find the egg, until he brought home. Finally, both husband and wife agreed that the findings were boiled egg. Once cooked, half cooked eggs earlier by Nyai Pasir given to her husband. Eggs were eaten by Kyai Pasir avidly. Then later went back to the field Kyai Pasir to continue the work of cutting trees and planting.
On the way back to the farm, Kyai Pasir still feel the delicious eggs that had just eaten. But after arriving at the farm, his body feels hot, stiff and painful. Eye dizzy, cold sweat drenched his body out. This pain comes suddenly, so Kyai Pasir unable to withstand the pain and eventually fall to the ground. They are very confused because the whole body stiff and sore absurdly. In these critical circumstances Kyai Pasir rolling on the ground, rolling to and fro violently. Kyai Pasir overwrite Invisibility. His body suddenly transformed into a huge dragon, disgruntled, very scary. Dragon snake rolled to and fro without ceasing. Once, Nyai Pasir who stay at home and also ate a half of a boiled egg before, suddenly suffered the same fate as that experienced by Kyai Pasir. Her whole body became sore, stiff and hot is not playing. Nyai Sand became confused, ran to and fro, not known what to do. Because of that carried this pain eventually fled to the fields Nyai Pasir intends to meet her husband for help. But what meeted. Instead Kyai Pasir, but a dragon is huge and scary. Seeing the great dragon was Nyai Pasir absurdly shocked and scared. But because it bears more severe illness, Nyai Pasir no longer able to survive and fell unto the ground. Nyai Pasir change the same supernatural destiny like that of her husband. Similarly, he collapsed to the ground, his body transformed into a huge dragon, disgruntled, berjampang, long and sharp teeth terrible. Both the dragon is finally rolling to and fro, bergeliat squirmed on the ground field, causing the land where the dragons rolled around it became scattered and concave like a dug-scoop. Basin is increasingly broad and deep, while the great dragon was also more powerful and also rolled abruptly from the basin and the vast land in the big water was sprayed gushing everywhere. In a short time, the basin was filled with water and becoming transformed large pond called Lake. This lake earlier by the local community called Pasir Lake, because the lake is manifested by the act Kyai Pasir and Nyai Pasir




Rabu, 28 Desember 2011

Magetan History





We all know through history books, or relics of history itself, that the areas in Indonesia in general and including the island of Java, the ancient kingdoms ruled by big and small. This is no exception regarding the area east of Mount Lawu, which we now know as Magetan area.
In Magetan history books already mentioned, that we may not reveal the history Magetan nearby kingdom without raising such issues in power as well as issues VOC or the Dutch Company. Following the events associated with the birth Magetan:
Death of Sultan Agung Hanyokrokusumo in 1645 represents a milestone began receding glory of the kingdom of Mataram. He was very persistent against the VOC, while his successor was Sultan Amangkurat I, which occupied the throne of Mataram kingdom in the year 1646-1677 where his weak against the VOC or the Dutch Company.
In 1646 Sultan Amangkurat I entered into an agreement with the VOC, so the VOC can strengthen ourselves because it is free of Mataram attacks, even the influence of VOC can freely enter Mataram. Mataram kingdom became weaker, the shipping trade is restricted not be allowed to cruise to the island of Banda, Ambon and Ternate. These events caused the growth of a negative response to the Sultan Amangkurat I in the palace, especially the opposition, including his own son Adipati Anom  that is a later title of Amangkurat II. The events in the central government is always followed by a region Mataram Abroad, so the Pangeran Giri highly influential in the northern coastal areas of Java island began getting ready to break away from the power of Mataram. In those days a prince of Madura named Trunojoyo very disappointed at his uncle named Pangeran Cakraningrat II because they too ignore the Madura and just have fun at the central government of Mataram. Trunojoyo launched a rebellion against Mataram in 1674.

In such an atmosphere relatives Mataram palace called Basah Bibit or Basah Gondokusumo and Mataram duke named Pangeran Nrang Kusumo accused clerics allied with the opposition and against the wisdom of the Sultan Amangkurat I. Above allegations Basah Gondokusumo exiled to Gedong Kuning Semarang for 40 days his grandfather's residence place called Basah Suryaningrat. Pangeran Nrang Kusumo resigned and went into the eastern ascetic mountain Lawu. He was replaced by a younger brother named Pangeran Nrang Boyo II. Both are sons of the Pangeran Nrang Boyo (Kanjeng Gusti Mataram Susuhunan Giri IV).
In exile the Basah Gondokusumo gets advice from his grandfather, the Basah Suryaningrat and then both he withdrew to the east mountain area Lawu. He alone chose this place because it received the news that in the east of the mountain forest chronicle Lawu is being held. Chronicle of forests was carried out by a man named Ki Buyut Suro, who then holds Ki Ageng Getas. The implementation of this forest chronicle on the basis of Ki Ageng Mageti command as the embryo of the area.
To get a piece of land to settle on the east mountain Lawu it, Basah Suryaningrat and Basah Gondokusumo meet  Ki Ageng Mageti at the hamlet of residence gandong Kidul (South gandong), place around the town square by means of Ki Ageng Magetan Getas. The results of this meeting was given Basah  Suryaningrat a piece of land to the north river gandong, precisely in the village district Tambran Magetan city now. This incident occurred after a heated debate between Ki Ageng Mageti with Basah Suryaningrat. Through this debate Ki Ageng Wet Suryaningrat Mageti know that not only the relatives of the palace of Mataram, Mataram but the elders who need shelter. Because it finally Ki Ageng Mageti dedicate all his property as evidence of his loyalty to Mataram. After Basah Suryaningrat receive offerings of Ki Ageng Mageti at once inaugurated the Basah Gondokusumo grandson became ruler in the new place with a degree Yosonegoro which became known as the Bupati Yosonegoro. This incident occurred on October 12, 1675.
Graduation Bupati Yosonegoro by Basah Suryoningrat with the capitulation of a keris. Graduation celebration party took place in a simple regent. Thanksgiving is marked by the cutting cone by Basah Suryoningrat given to Yosonegoro and attended by local people. government area is called Magetan, because the event is the occurrence of this Magetan district for providing the land of Ki Ageng Mageti the new area was named the City Mageti, having the addition of "an" becomes Magetian, eventually changed its name to Magetan until now.

Selasa, 13 Desember 2011

Gunung Bancak Magetan

Gunung Bancak adalah sebuah perbukitan di lereng gunung Lawu sebelah timur. Tepatnya di wilayah Kabupaten Magetan sebelah selatan. Berbicara tentang Gunung Bancak, menurut cerica dari orang tua dahulu, banyak tersimpan misteri-misteri yang ada di Gunung bancak.


LEGENDA GUNUNG BANCAK

Dahulu kala pada jaman Ramayana, salah satu abdi dari Prabu Rama yang sakti mandraguna yang bernama Anoman sedang marah besar. Karena kemarahannya yang memuncah dan tak dapat dikendalikan, dia menendang puncak Gunung Lawu sampai terlempar jauh ke arah timur. Jadilah perbukitan Gunung Bancak.
Sampai sekarang legenda itu masih dipercaya bahwasannya keberadaan Gunung Bancak merupakan puncak dari Gunung Lawu.


Gungng Bancak / Gunung Emas

Cerita dari orang tua dahulu bahwasannya Gunung bancak Magetan apabila dilihat dari sebelah timur pada waktu tertentu akan terlihat bercahaya seperti emas. Dari situlah maka gunung bancak disebut juga sebagai Gunung Kencono atau Gunung Emas.
Ada juga cerita dari mulut ke mulut bahwa banyak orang yang berasal dari timur Gunung Bancak mencari pesugihan di situ tepatnya di bukit Seprecet ( masuk wilayah Desa Sundul )yang dipercaya banyak orang sebagai kerajaan dari makhluk ALLAH yang ada di alam sebelah ( alam gaib maksudnya ).
Cerita lain menyebutkan bahwasannya Gunung Bancak merupakan tempat penyimpanan dari harta karun peninggalan jaman dahulu yang berupa bongkahan emas dan sebagainya yang banyak orang menyebutnya sebagai Dana Revolusi ( kenyataannya serahkan saja pada yang mencetak jagat raya ini ).


Sarean Ratu

Di Gunung Bancak Magetan ada sebuah makam peninggalan dari jaman kerajaan Mataram yang menyimpan jasat Eyang Maduretno yang terkenal dengan Sarean Ratu / Kuburan Ratu. Tepatnya di Gunung Bancak sebelah selatan yang masuk Desa Giripurno Kecamatan Kawedanan, Magetan.


Cerita dari SESEPUH / Penerawangan Alam Gaib

Ada sebuah benteng yang mengelilingi gunung bancak khususnya bukit Seprecet yang merupakan bagian dari wilayah Desa Sundul. Tetapi pagar benteng itubukan terbuat dari bahan sewajarnya sebuah benteng, tetapi benteng tersebut  dari manusia yang sudah tersusun tiga sab.
Dan masih banyak lagi cerita-cerita mistis lainnya seperti keberadaan Sendang Teleng dan sebagainya.


Terlepas dari kisah dan cerita di atas, Gunung Bancak mempunyai panorama alam yang indah. Sekarang keberadaannya yang sudah kembali menjadi hutan ( kebanyakan pohon jati ), sangat cocok untuk petualangan bagi pecinta alam untuk menyalurkan hobi mereka.
Ratusan Rusa telah menghuni Gunung Bancak ini, juga pernah ditemuai kera, ular yang besar, ayam hutan, dan masih banyak lagi hewan yang menghuni perbukitan gunung bancak ini.


Bagi para pecinta alam dan penyuka petualangan. tidaklah salah apabila anda menyempatkan diri berpetualang di Gunung Bancak ini.
Bagi penyuka misteri silahkan saja menyibak banyak misteri yang ada di Gunung Bancak ini.

Semoga info ini bisa menambah wawasan anda untuk lebih mengenal lagi Gunung Bancak dan melengkapi cerita dan tulisan yang sudah ada.

Kamis, 08 Desember 2011

Sundul

Sundul adalah sebuah desa yang berada di Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. Sebagian wilayah dari Desa Sundul adalah berupa daerah perbukitan yaitu sebagian dari Gunung Bancak.


PEMERINTAHAN DESA
Desa Sundul dibagi menjadi 5 Dukuh yaitu :
Dukuh Sundul 1 
Dukuh Sundul 2
Dukuh Sulurejo
Dukuh Jambu
Dukuh Brumbung
Dengan pusat pemerintahan desa terletak di Rt. 03 Dukuh Sundul 1.


EKONOMI
Desa Sundul mempunyai pasar desa yang lebih terkenal dengan sebutan Pasar Krempyeng. Walau pasar Sundul hanya buka pada pagi hari, namun sudah sangat cukup untuk mendukung perekonomian warga desa dan memudahkan penduduk desa berbelanja kebutuhan sehari-hari.


KESEHATAN
Di Desa Sundul ada Puskesmas Pembantu yang bisa sebagai tempak berobat bagi warganya dan sebagai pusat kegiatan kesehatan seperti Posyandu dan lai sebagainya.


PENDIDIKAN
Tentang pendidikan di Desa Sundul sudah pasti tidak kalah dengan desa lainnya. Selain pendidikan informal seperti TPA ( Tempat Pendidikan Agama ) yang tersebar di masjid-masjid di setiap dukuh juga pendidikan formal yaitu :
2 sekolah kanak-kanak yaitu TK dan PAUD
2 Sekolah Dasar Negeri yaitu SDN Sundul 1 dan SDN Sundul 2
1 Madrasah Ibtidaiyah


Selain itu di Desa Sundul Juga ada Panti Asuhan Yatim Piatu.








Sabtu, 03 Desember 2011

Air Terjun Tirtosari Sarangan Magetan

Air Terjun Tirtosari adalah sebuah air terjun yang berada sekitar 2,5 Km di sebelah barat daya dari Telaga Sarangan. Dengan ketinggian air terjun sekitar 50 m dan diapit oleh bebatuan yang terjal merupakan suatu pemandangan alam yang sangat indah.
Air Terjun Tirtosari merupakan salah satu obyek wisata andalan dari Kabupaten Magetan yang mendukung keberadaan obyek wisata Telaga Sarangan selain Telaga wahyu.  


Untuk menuju ke Air Terjun Tirtosari anda bisa menelusuri jalanan dengan berjalan kaki. Walaupun sedikit berliku dan kadang menaik, dengan pemandangan alam pegunungan yang indah dan ladang sayur mayur yang subur tentunya akan mengurangi rasa lelah karena berjalan yang lumayan jauh.  

  
  
Setelah memutari beberapa perbukitan Air terjun Tirtosari akan nampak dari kejauhan yang tentunya akan menambah semangat dan tenaga untuk segera sampai te tujuan. Di sepanjang perjalanan, bagi yang hobi berfoto bisa di manfaatkan untuk ngambil gambar yang sesuai dengan keinginan dengan latar panorama alam pegunungan yang hijau, asri, dan tentunya sangat menyejukkan.  

Inilah sekelumit cerita tentang salah satu obyek wisata andalan Kota Magetan yaitu Air Terjun Tirtosari.
Selamat berwisata di Kota Magetan.

Rabu, 30 November 2011

Telaga Sarangan

Telaga Sarangan atau Telaga Pasir Sarangan adalag sebuah telaga alami yang terletak di kaka Gunung Lawu, tepatnya di Kecamatan Plaosan Kabupaten Magetan. Telaga Sarangan adalah salah satu tempat pariwisata andalan yang dimiliki oleh Kabupaten Magetan. Telaga yang memiliki luas sekitar 30 Ha dan kedalaman air sekitar 29 m sang didukung oleh panorama alam pegunungan dan udara sejuknya sangat menarik perhatian bagi wisatawan lokal ataupun manca negara.


Di tengah telaga ada sebuah pulau kecil yang bernama Pulau Putri semakin menambah keindahan Telaga Sarangan.
Dengan didukung oleh beberapa hotel berbintang dan puluhan hotel kelas melati serta bertebarannya pondok wisata Telaga Sarangan memang pantas sebagai tempat pariwisata andalan bagi Kabupaten Magetan.



Selain Telaga Sarangan sendiri ada beberapa tempat wisata lainnya yang menjadi tempat pariwisata penyangga penyangga seperti Telaga Wahyu / Telaga Wurung yang berjarak sekitar 2 Km ke arah Kota Magetan. Bagi yang suka berpetualang ada Air Terjun Tirtosari yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari telaga.


 
Di Telaga Sarangan juga banyak tersedia perahu boat yang bisa di sewa untuk mengelilingi telaga, dengan harga Rp. 40.000 sekali putaran. Juda bagi pengunjung yang ingin mengelilingi telaga lewat darat bisa dengan menyewa kuda yang harganya bisa dengan negosiasi.




Bagi para wisatawan yang ingin berbelanja dan wisata kuliner, di Telaga Sarangan banyak bertebaran restauran, rumah makan, toko-toko souvenir kas Magetan dan pasar Rakyat yang menyediakan berbagai sayur mayur dari hasil pertanian penduduk sekitar .


Dengan adanya Jalan tembus yang menghubungkan Kota Magetan Dengan Kota Karanganyar, para wisatawan sangan dimudahkan apabila ingin meneruskan wisatanga ke daerah Karanganyar yang disitu ada Air Terjun Grojogan Sewu dan banyak lagi tempat wisata yang lain.
Selamat Berwisata di kota Magetan.

Senin, 28 November 2011

Sarean Ratu Makam Eyang Maduretno

 Sarehan Ratu : Makam Eyang Maduretno, Eyang Ronggo Prawirodirjo

Gunung Bancak Magetan adalah suatu daerah perbukitan yang terletak di wilayah Kabupaten Magetan, tepatnya di perbatasan antara 3 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, dan Kecamatan Kawedanan, tepatnya di Desa Giripurno.


Masih banyak yang belum tahu bahwasannya Gunung Bancak menyimpan suatu kisah yang begitu melegenda di Magetan yang keberadaannya  di buktikan dengan peninggalan sejarah berupa suatu makam yang sering di sebut oleh warga sekitar Gunung Bancak dengan Kuburan Ratu/ Sarean Ratu. Untuk mengetahui sejarah siapa saja yang di makamkan di situ silahkan aja masuk ke alamat http://mangunarsan.com/KISAH%201-3.htm .


Dahulu cerita orang tua, di dalam makam tersebut ada peninggalan dari jaman kerajaan berupa gentong dan kendi yang terbuat dari emas , tetapi sudah hilang karena dicuri orang.
Terlepas dari cerita semua itu, Sarean Ratu merupakan suatu peninggalan sejarah yang seharusnya tidak boleh dilupakan begitu saja.
Penduduk sekirar setiap tahun baru islam ( 1 Suro/Muharam ) selalu melaksanakan do'a bersama/ tahlilan di Sarean Ratu untuk mendoakan arwah arwah beliau yang tentunya untuk mengenang jasa jasa beliau kepada daerah tersebut.
Sehingga setiap tanggal 1 Suro di Sarean Ratu selalu ramai oleh para peziarah ataupun orang orang yang hanya berkunjung dan berlubur.


Jalan menuju Sarean Ratu sudah dibangun sejak masa Bapak Basofi Sudirman menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur sehingga bisa di akses dengan mudah memakai kendaraan roda dua, roda empat ataupun jalan kaki yang tentunya bisa sambil menikmati pemandangan alam sekitar gunung bancak yang begitu indah.


 Bagi pecinta alam tentunya tempat ini merupakan tempat yang sangat sesuai untuk menyalurkan hobi berpetualang. Dengan di dukung suasana alam yang begitu indah tentunya akan mendapat suatu tantangan dan sensasi petualangan yang berbeda dari tempat lainnya.

Minggu, 23 Oktober 2011

Sendang Teleng Desa Sundul

Sendang Teleng adalah salah satu sendang yang ada di Desa Sundul.
Sendang Teleng merupakan sebuah sumber air yang yang dulu sangat besar. Air yang mengalir dari dalam tanah sangatlah deras. Apabila orang masuk ke pusat sumber airnya, akan terangkat keatas kembali karena begitu kuatnya arus air yang keluat dari dalam tanah.
Seiring perjalanan waktu dan masa, kini sumber air Sendang Teleng semakin mengecil, dan sekarang ini walau masih tersisa tetapi sumber airnya sangatlah kecil.
Sekitar sendang teleng ditumbuhi pohon - pohon jambu ( maaf kalau saya tidak tahu jenis  jambunya ) yang sangat rindang sehingga udaranya sangat sejuk dan sering dijadikan tempat istirahat bagi orang yang baru turun dari gunung Bancak.
Di tengah Sendang Teleng ada pohon yang bernama pohon Sotok.


Konon cerita dahulu kala pohon tersebut sangat tinggi sekali sampai sampai orang menyebutkan pohon tersebut sampai ke langit ( Sundul Langit ). Cerita itu jugalah yang dijadikan dasar bahwa daerah  barat gunung Bancak di namakan Desa Sundul.
Baca Ceritanya di http://sundulparangmagetan.blogspot.com/ .

Dahulu Sendang teleng sering di kunjungi oleh anak anak Desa Sundul dan sekitarnya hanya untuk mandi dan juga sekedar mensantai. Tetapi sekarang ini keramaian Sendang Teleng hanyalah sebuah cerita masa kecil.


Tempat tempat mandi yang dahulu di digunakan untuk mandi penduduk sekitar dan orang yang lewat di situ, sudah terlantar dan tidak terawat lagi.


Untuk teman teman dan saudara saudara yang dahulu sering bermain di Sendang Teleng, semoga postingan ini bisa menjadikan obat kangen tentang Desa Sundul dan Masa  masa kecil yang sangat indah di Desa Sundul

Salam dari Desa Sundul

By : SlaS

Rabu, 19 Oktober 2011

Asal Usul Nama Sundul

Ada 2 versi cerita yang ada tentang asal usul dari nama SUNDUL sendiri. Semuanya tergantung dari orang yang mau berbagi cerita. Di sini kami akan menceritakan semuanya dengan singkan saja.

Versi 1

Dahulu kala di wilayah ini ada tepatnya di Sendang Teleng ada sebuah pohon yang sangat tinggi sekali. Pohon itu namanya Sotok. Karena begitu tingginya, ada seseorang yang penasaran untuk mengetahui seberapa tinggi pohon itu. Dengan membawa bekal yang sangat banyak, dia mulai memanjat pohon tersebut. Sampai beberapa hari memanjat, dan perbekalannya sudah habis, dia belum bisa mencapai puncak pohon tersebut. Karena begitu tingginya, maka dianggapnya puncak pohon itu mencapai langit (Sundul langit). Maka daerah ini di namakan SUNDUL. Sampai sekarang pangkal pohon itu masih ada, di tengah tengah sumber Sendang Teleng.

Versi 2

Seperti banyak orang ketahui bahwasannya daerah Parang wilayah kabupaten magetan merupakan daerah kering dan kurang adanya air. Tetapi daerah SUNDUL merupakan satu-satunya wilayah Parang yang ada banyak sumber airnya. bisa . Dimana-mana ada sumber air yang menggenangi wilayah itu. Menurut cerita orang tua dulu bahwa daerah ini bisa disebut rawa-rawa, karena ada sebagian tanahnya berlumpur dan sangat dalam ( embak yang dalam ). Karena daerah ini banyak air yang keluar dari tanah, maka daerah ini disebut SUNDUL, yang maksudnya banyak air yang menembus ( nyundul ) keluar dari tanah. Sekarang ini keberadaan tanah yang berlumpur dalam sudah jauh berkurang. Tetapi cerita yang ini masih bisa dilanjutkan karena di SUNDUL sendiri sekarang sangat dikenal masyarakat sekitar dengan sumur artetisnya, yaitu mata air yang di ambil dari dalam tanah dengan kedalaman sekitar 30 m, dan airnya bisa naik ke atas tanah sekitar 1,5 m. Memang tidak salah kiranya bahwa nenek moyang kita dulu menamakan daerah ini dengan SUNDUL. Mata air di sini mampu menembus ( nyundul ) ke atas tanah sekitar 1,5 m tanpa bantuan alat seperti pompa dan lain sebagainya.


Versi 3



Pada masa akhir perang yang dipimpin pangeran Diponegoro, dimana pangeran Diponegoro dan pasukannya sudah dalam keadaan tidak seimbang dalam hal peralatan dan logistik. Para pengikut dan pasukannya rata-rata para petani sudah sekian tahun bekerja tidak  bertani. maka habislah persediaan logistiknya.
Maka pangeran Diponegoro memerintahkan pasukannya untuk memperjuangkan pasukannya dari Belanda. Salah satu perintah beliau ialah memerintahkan pasukannya untuk ke sebelah timur Gunung Lawu. Konon ada sebagian kecil pasukan Pangeran Diponegoro yang terdiri dari 3 orang yang sampai di wilayah parang. Dalam perjalanan yang memakan waktu beberapa hari mereka kelaparan dan kehausan maka berhentilah mereka. Dalam istirahatnya salah satu dari mereka bernama Raden Mas Haryo Biri melihat pohon yang tinggi menjulang lebih dari pohon-pohon yang lain di hutan itu.
Karena merasa kehausan akhirnya ke 3 orang pasukan Diponegoro tersebut berbagi tugas mencari mata air. Raden Mas Haryo Biri yang juga seorang ahli da’wah dan seorang guru tersebut menghampiri dua pohon yang menjulang tinggi tersebut.
Akhirnya sampailah Mbah Biri di tempat pohon tersebut, betapa heranya Mbah Biri dengan apa yang dilihatnya, ternyata pohon itu adalah pohon otok yang sangat tinggi. Biasanya pohon otok itu tumbuh pendek tetapi yang satu ini sangat luar biasa. Dan dibawah pohon itu terdapat banyak sumber air, maka berkatalah mbah Biri “ Iki ana wit otok kok duwure sak pendeleng  lan sak kiwa tengene akeh banyu si jumundul myundul Lemah, yen ngono sumber iku tak jenegke Sumber Teleng lan desane Sundul” Mbah Biri memutuskan untuk tinggal di daerah tersebut yang sekarang diberi nama desa Sundul.

Data Umum Desa Sundul


Desa
Sundul

Kecamatan
Parang


Kabupaten
Magetan

Propinsi
Jawa Timur



Luas wilayah
310,435 Ha.


Jumlah penduduk
3113 jiwa

Laki laki
1454 jiwa

Perempuan
1657 jiwa


Batas wilayah

Sebelah barat
Desa Krajan

Sebelah Selatan
Kecamatan Lembeyan

Sebelah Timur
Kecamatan Kawedanan

Sebelah Utara
Kecamatan Ngariboyo


Lurah Desa Sundul

Pemerintahan desa Sundul mulai berdiri sejak tahun 1837, dengan kepala pemerintahan pertama kali yaitu Mbah Joyo Laksono.
Secara lebih jelas tentang silsilah pemerinthan desa Sundul sebagai berikut :


Joyo Laksono / Mbah Palang
........ sampai 1904

Makum
1904 sampai 1906

Abdul hasan
1906 sampai 1908

Joyo Rejo
1908 sampai 1910

Soinangun
1910 sampai 1912

Wosorejo
1912 sampai 1932

Harjo Ngulomo
1932 sampai 1951

Moh Ichsan
1951 sampai 1983

Slamet IB
1983 sampai 2001

Damanhuri
2001 sampai 2006

Sunar, ST

2007 sampai sekarang