Tampilkan postingan dengan label babat desa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label babat desa. Tampilkan semua postingan

Senin, 28 November 2011

Sarean Ratu Makam Eyang Maduretno

 Sarehan Ratu : Makam Eyang Maduretno, Eyang Ronggo Prawirodirjo

Gunung Bancak Magetan adalah suatu daerah perbukitan yang terletak di wilayah Kabupaten Magetan, tepatnya di perbatasan antara 3 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Parang, Kecamatan Lembeyan, dan Kecamatan Kawedanan, tepatnya di Desa Giripurno.


Masih banyak yang belum tahu bahwasannya Gunung Bancak menyimpan suatu kisah yang begitu melegenda di Magetan yang keberadaannya  di buktikan dengan peninggalan sejarah berupa suatu makam yang sering di sebut oleh warga sekitar Gunung Bancak dengan Kuburan Ratu/ Sarean Ratu. Untuk mengetahui sejarah siapa saja yang di makamkan di situ silahkan aja masuk ke alamat http://mangunarsan.com/KISAH%201-3.htm .


Dahulu cerita orang tua, di dalam makam tersebut ada peninggalan dari jaman kerajaan berupa gentong dan kendi yang terbuat dari emas , tetapi sudah hilang karena dicuri orang.
Terlepas dari cerita semua itu, Sarean Ratu merupakan suatu peninggalan sejarah yang seharusnya tidak boleh dilupakan begitu saja.
Penduduk sekirar setiap tahun baru islam ( 1 Suro/Muharam ) selalu melaksanakan do'a bersama/ tahlilan di Sarean Ratu untuk mendoakan arwah arwah beliau yang tentunya untuk mengenang jasa jasa beliau kepada daerah tersebut.
Sehingga setiap tanggal 1 Suro di Sarean Ratu selalu ramai oleh para peziarah ataupun orang orang yang hanya berkunjung dan berlubur.


Jalan menuju Sarean Ratu sudah dibangun sejak masa Bapak Basofi Sudirman menjabat sebagai Gubernur Jawa Timur sehingga bisa di akses dengan mudah memakai kendaraan roda dua, roda empat ataupun jalan kaki yang tentunya bisa sambil menikmati pemandangan alam sekitar gunung bancak yang begitu indah.


 Bagi pecinta alam tentunya tempat ini merupakan tempat yang sangat sesuai untuk menyalurkan hobi berpetualang. Dengan di dukung suasana alam yang begitu indah tentunya akan mendapat suatu tantangan dan sensasi petualangan yang berbeda dari tempat lainnya.

Selasa, 15 Maret 2011

Penyebaran Islam di Sundul

Pada awal terbentuknya Pemerintahan Desa Sundul, masyarakatnya masih awam tentang agama. Kalaupun ada sangat minim sekaliserta masih terpengaruh oleh hindu dan budha.
Kehidupan sosial keagamaan Islam mulai tampak sejak didirikannya langgar besar yang di rintis oleh Mbah H. Abdul Hasan. Beliau berpikir bahwa ajaran Islam perlu dirintis dan disampaikan pada masyarakat Sundul sebagai pedoman hidup.

Langgar besar inilah awal dari pesatnya Islam di Sundul.
Setelah anak-anak dan cucu-cucunya banyak yang belajar ke pondok dan pulang untuk meneruskan penyebaran Islam, semakin berkembanglah islam di Sundul ini.
Dengan dukungan dari beberapa kyai dari Mojopurno dan Selopuro masyarakat Sundul mendirikan Masjid pada tahun 1939, yang di syahkan olehkyai Mojopurno Bapak Kyai Sulaiman Afandi.
Masjid inilah yang sekarang kita kenal dengan Masjid Baiturrohman Sundul.
Dari Masjid inilah Ajaran Islam bisa berkembang dengan pesat di Desa Sundul.

Senin, 14 Maret 2011

BABAT DESA SUNDUL

Desa Sundul Kabupaten Sumoroto.

Pada waktu Kartosuro sedang ada kemelut, banyak orang-orang yang tersingkirkan dan meninggalkan Kartosuruo. Salah satunya adalah seseorang yang bernama Joyo Laksono. Dalam perjalannya mencari tempat tinggal, beliau beristirahat di sebuah gunung yang sekarang di sebut Gunung BancakDesa Sundul sendiri berada di sebelah barat gunung bancak. Pada waktu itu wilayah Sundul berada dalam naungan Kabupaten Sumoroto. Jadi gerak gerik Sundul dibawah pengawasan Bupati Sumoroto.
Berbekal pengalaman yang dibawa dari Surokarto Mbah joyo Laksono mengkoordinasi warga di wilayah sundul untuk membentuk suatu pemerintahan desa dan bernaung pada Kabupaten Sumoroto. Maka diangkatlah Mbah Joyo Laksono sebagai pemimpin mereka atau Lurah.Jadi Beliau lah yang menjadi cikal bakal pemerintahan di Desa Sundul.


Mbah Joyo Laksono/ Mbah Palang

Di desa Sundul sendiri Mbah Joyo Laksono lebih dikenal dengan sebutan MBAH PALANG.
Mengapa disebut Mbah Palang ???
Disaat itu pemerintah desa harus secara rutin melapor serta membayar pajak ke kabupaten. 
Karena jarak yang jauh antara desa dan kabupaten, dan serta harus melewati hutan yang sepi dan banyaknya begal- begal dan perampok, jadi tidak semua kepala desa berani untuk menghadap Kanjeng Bupati sendiri. 
Maka pada waktu itu Mbah Joyo Laksono ditunjuk untuk mewakili beberapa desa yaitu dalam laporan rutin ke Kabupaten. Desa desa tersebut meliputi Desa Sundul, Desa Krajan, Desa Joketro, Desa Tamanarum.
Karena pengabdian tersebut maka Kanjeng Bupati Sumoroto memberi anugerah yaitu gelar PALANG, yaitu yang menjadi wakil dari beberapa desa.
Sampai saat ini Mbah JoyoLaksono lebih dikenal dengan nama Mbah Palang.


Sunber  : cerita dari sesepuh Desa Sundul
Bila masih salah mohon dikoreksi
Terima kasih